BHAGAWAD GITA
Prathamo Dhyayah
BAB I
Arjuna Wisada Yogah
1-11
ayanesu ca sarveshu
yatha-bhagam avasthitah
bhismam evabhirakshantu bhavantah sarva eva hi
Dan telah diatur sedemikian rupa sehingga setiap pendekar dan pimpinan
divisi berada pada posisi masing-masing dan menjaga Bhisma dengan baik.
1-12
tasya sanjanayan harsam kuru-vrddhah pitamahah
simha-nadam vinadyoccaih sankham dadhmau pratapavan
simha-nadam vinadyoccaih sankham dadhmau pratapavan
Untuk memberi semangat kepada Duryodana, Sang Bhisma yang bijaksana
meniup sangkalalanya yang mengeluarkan suara seakan-akan auman dahsyat seekor
singa.
1-13
tatah sankhas ca bheryas ca panavanaka-gomukhah
sahasaivabhyahanyanta sa shabdas tumulo ’bhavat
sahasaivabhyahanyanta sa shabdas tumulo ’bhavat
Kemudian dari
segala penjuru tambur-tambur dan sangkalala dibunyikan oleh semua pihak, dan
hiruk-pikuklah suasana waktu itu dipenuhi suara-suara ini.
1-14
tatah svetair hayair yukte mahati syandane sthitau
madhavah pandavas caiva divyau sankhau pradadhmatuh
madhavah pandavas caiva divyau sankhau pradadhmatuh
Kemudian,
duduk di kereta perang nan agung, dengan pasangan-pasangan kuda-kuda putih,
Sang Kreshna dan Arjuna masing-masing meniup sangkalala mereka.
1-15
pancajanyam hrsikeso devadattam dhananjayah
paundram dadhmau maha-sankham bhima-karma vrkodarah
paundram dadhmau maha-sankham bhima-karma vrkodarah
Sang Kreshna
meniup sangkalalanya yang bernama Panchjanya, dan Arjuna meniup sangkalalanya
yang bernama Devadatta, sedangkan Bhima yang perkasa meniup sangkalalanya yang
nampak besar, kekar dan kuat, bernama Paundra,
1-16 anantavijayam raja
kunti-putro yudhisthirah
nakulah sahadevas ca sughosa-manipuspakau
nakulah sahadevas ca sughosa-manipuspakau
Raja
Yudhistira, putra ibu Kunti, meniup Anantawijaya, Nakula dan Sahadewa
masing-masing meniup Sugosha dan Manipuspaka.
1-17
kasyas ca paramesv-asah sikhandi ca maha-rathah
dhrishtadyumno viratas ca satyakis caparajitah
dhrishtadyumno viratas ca satyakis caparajitah
Juga yang
ikut meniup sangkalalanya masing-masing adalah raja dari Kashi yang memimpin
laskar pemanah, kemudian Sikhandi (Srikandi) yang gagah perkasa, Dhristadyumna,
Virata dan Satyaki (Setiaki) yang tak terkalahkan.
1-18
drupado draupadeyas ca sarvasah prithivi-pate
saubhadras ca maha-bahuh sankhan dadhmuh prithak prithak
saubhadras ca maha-bahuh sankhan dadhmuh prithak prithak
Juga Drupada
dan putra-putra Draupadi, dan juga Saubhadra, semuanya meniup sangkalala mereka
dari setiap jurusan.
1-19
sa ghoso dhartarastranam hridayani vyadarayat
nabhas ca prithivim caiva tumulo ’bhyanunadayan
nabhas ca prithivim caiva tumulo ’bhyanunadayan
Suara-suara
dahsyat sangkalala-sangkalala ini memenuhi langit dan bumi tanpa henti-hentinya
dan menjatuhkan semangat putra-putra Kaurawa.
1-20
atha vyavasthitan drishtva dhartarastran kapi-dhvajah
pravrtte shastra-sampate dhanur udyamya pandavah
hrishikesham tada vakyam idam aha mahi-pate
pravrtte shastra-sampate dhanur udyamya pandavah
hrishikesham tada vakyam idam aha mahi-pate
Kemudian
Arjuna yang di kereta perangnya terdapat panji bergambarkan Hanoman, memandang
ke arah putra-putra Dhristarashtra yang telah siap untuk berperang; dan tak
lama kemudian ketika perang akan segera dimulai, Arjuna memungut busur
panahnya. Dan berkata kepada Sang Kreshna:
Bersambung ...........................