TERJEMAHAN BEBAS SARASAMUSCAYA ( BAHASA INDONESIA )
SLOKA 12 SAMPAI SLOKA 36
TENTANG : HAKEKAT KEBENARAN
12. Jika kekayaan dan kesenangan dicari, lakukanlah
kebajikan/kebenaran terlebih dahulu. Jika kebajikan pun kebenaran
dilakukan, niscaya kekayaan dan kesenangan pastilah didapatkan. Sungguh tidak
akan ada artinya jika kekayaan dan kebenaran yang dicari menyimpang dari kebenaran/kebajikan.
13. Orang yang bijaksana adalah orang yang senantiasa
melakukan kebajikan dan kebenaran. Orang yang tidak bijaksana adalah orang yang
memperoleh kekayaan dengan cara tidak benar; pun mereka yang memperoleh
kesenangan dengan cara tidak benar. Tentunya mereka yang tidak bijaksana masih
memiliki kerakusan, mereka pasti dapat digoda oleh kekayaan dan kesenangan yang
jahat.
14. Kebajikan dan kebenaran itu
laksana perahu yang dapat mengantarkan manusia untuk pergi ke surga.
15. Dalam usaha mencari kekayaan
dan kesenangan, seringkali kegagalan yang justru diperoleh. Namun usaha untuk
melaksanakan kebajikan dan kebenaran, sudah pasti mendatangkan hasil, walaupun
baru dalam angan-angan saja.
16. Bagaikan terbitnya matahari
yang melenyapkan kegelapan dunia, seperti itulah mereka yang senantiasa
melakukan kebajikan/kebanaran dalam hidupnya, memusnahkan segala dosa-dosa.
17. Siapapun juga, baik mereka
yang dianggap mulia, berkuasa atau bahkan hina dina, selama ia tekun melakukan
kebajikan dan kebenaran, akan tercapailah apa yang menjadi tujuan dan
cita-citanya.
18. Kebajikan dan kebenaran adalah
sumber dari mana kebahagiaan itu datang; dan barang siapa melakukan
kebajikan/kebenaran, mereka akan senantiasa dilindungi; selebihnya hanya
kebajikan/kebenaran sajalah yang dapat melebur segala macam dosa.
19. Mereka yang tidak bimbang,
yang tetap teguh hati dalam melaksanakan kebajikan dan kebenaran, sesungguhnya
mereka inilah orang yang hidup dalam kebahagiaan. Meskipun untuk menyambung
hidupnya mereka menjadi pengemis, perkerjaan itu tidak akan membuat saudara,
kerabat, dan handai tolannya menjadi susah dan bersedih hati.
20. Bagaikan tanaman tebu kala
hujan, tidak hanya tebu itu saja yang memperoleh air, tanaman lain yang berada
di dekat tebu itu pun mendapatkan manfaatnya; baik itu rumput, tanaman menjalar
dll. Demikianlah orang yang tekun dalam kebajikan dan kebenaran, sekaligus akan
dicapainya juga kekayaan, kesenangan dan kemasyuran itu.
21. Mereka yang melakukan
kebajikan dan kebenaran, setelah meperoleh surga; kelak apabila dilahirkan
kembali ke bumi akan menjelma menjadi orang yang rupawan, gunawan, muliawan dan
berkekuasaan; segala macam pahala kebajikan dan kebenaran itu akan
diperolehnya.
22. Mereka yang senantiasa
melaksanakan kebajikan dan kebenaran, secara ajaib akan dilindingi dari
berbagai macam bahaya. Walaupun ia berada dihutan, dijurang, disemak-semak,
bahkan dalam kancah peperangan, dimanapun juga tempat-tempat yang mendatangkan
bahaya bagi kebanyakan orang, bagi mereka yang tekun degan kebajikan dan
kebenaran tidak akan ada tempat berbahaya dan dapat mencelakainya.
23. Mereka yang senantiasa
melakukan kebajikan dan kebenaran akan memperoleh istri yang cantik dan utama,
mereka akan mendapatkan rumah mewah, kelimpahan sandang pangan dan juga harta
kekayaan.
24. Bagaikan katak yang datang
sendiri kekubangan air, bagaikan burung yang akan selalu datang ke telaga,
demikianlah harta kekayaan dan kesenangan itu akan datang sendiri menghampiri
mereka yang teguh dengan kebajikan dan kebenaran.
25. Orang boleh bersantai dalam
mencari harta dan kesenangan, namun dalam mengamalkan kebajikan dan kebenaran,
hendaknya manusia selalu berpikir bahwa kematian akan datang esok hari, hingga
hilanglah kemalasannya.
26. Mereka yang sadar bahwa maut
dan kematian selalu mengintai hidupnya, tentunya mereka tidak akan rakus dengan
harta dan kesenangan, apalagi perbuatan-perbuatan jahat yang menyimpang dari
kebajikan dan kebenaran.
27. Bagaikan keberadaan ilalang
muda yang tajam, akan tidak tajam lagi di masa tuanya. Demikianlah hendaknya
kebajikan/kebenaran, harta dan ilmu pengetahuan itu dikejar sedini mengkin,
pada masa muda yang sehat.
28. Masa muda adalah waktu yang
terbaik untuk mempelajari hakekat dari kebajikan/ kebenaran, usaha perolehan harta dan pengejaran
terhadap ilmu pengetahuan.
29. Masa anak-anak menantikan masa
muda, setelah muda pasti akan diikuti masa tua dan bagi masa tua kematian sudah
pasti semakin dekat. Menyadari itu hendaknya manusia segera melakukan kebajikan
dan kebenaran.
30. Panjangnya hidup manusia harus
dikurangi masa sakit, dimana kala itu manusia tidak kuasa melakukan aktifitas
apapun, sakit pasti mempercepat datangnya kematian. Mengetahui itu manusia
harus segera dan mempercepat saja pelaksanaan bajik dan benar dalam hidupnya.
31. Karena
kematian tidak bisa di prediksi kedatangannya, pun tidak ada yang memberi tahu
kapan datangnya. Selagi masih hidup, lakukanlah dengan segera kebajikan dan
kebenaran itu.
32. Keluarga, sahabat, dan teman
hanya bisa mengatar sampai dikuburan saja ketika kematian itu datang. Adapun
yang tetap turut mengantarkan roh hingga ke alam akherat adalah perbuatan baik
dan buruk semasa hidupnya; lakukanlah segera perbuatan baik itu, yang akan
menjadi teman pengantar ke alam surga.
33. Dapat dipastikan setelah mati
yang tertinggal hanyalah badan kasar tanpa guna dan akhirnya akan dibuang
karena tidak ada bedanya dengan pecahan piring dan mangkok. Untuk sementara
jasad itulah yang dihormati oleh keluarga dan kerabat, selanjutnya mereka akan
membakar atau menanamnya dalam tanah. Oleh karena itu usahakanlah terus untuk
melakukan kebajikan dan kebenaran, ia yang akan menjadi teman abadi guna
mencapai kebahagiaan dan kebebasan abadi.
34. Hanya kebajikan dan kebenaran
itu saja yang terpenting, hanya ketentraman hati yang merupakan daya tahan dari
berbagai godaan sesat, hanya itulah yang dapat melebur dosa dan menghilangkan
duka hati. Camkanlah dengan baik kebenaran dan kesadaran diri. Hendaknya ilmu
pengetahuan yang benar menjadi tujuan hidup, karena pengetahuan yang benar
membawa pada kebahagiaan, sedangkan tindakan tidak menyakiti, tidak membunuh,
tidak dibutakan oleh amarah, semua itulah yang dinamakan dengan kebahagiaan
hakiki.
35. Sesungguhnya semua agama
memiliki tujuan yang sama. Semua agama mengajarkan kebajikan/kebenaran untuk
mencapai alam surga dan pembebasan dari kesengsaraan; namun cara masing-masing
dalam mencari kebenaran berbeda-beda. Agama yang bingung membenarkan yang tidak
benar. Kebenaran kelompok dianggapnya kebenaran untuk semua, hingga akhirnya
menyalahkan yang sesungguhnya benar (kebenaran hakiki yang dapat diterima
diberbagai kalangan). Bahkan agama yang bingung ada yang menyatakan bahwa
kebenaan itu ada didalam goa; atau Tuhan hanya milik kelompoknya saja.
36. Karenanya janganlah angkuh
pada orang yang bijaksana, namun mohonlah selalu pada beliau ajaran tentang
kebijaksanaan. Sebab yang disebut dengan kebajikan dan kebenaran hakiki
(kebenaran universal), pengertian dan pemahamannya kadang muncul tanpa
disangka-sangka.