TERJEMAHAN BEBAS SARASAMUSCAYA ( BAHASA INDONESIA )
SLOKA 156 SAMPAI SLOKA 167
TENTANG : KESUSILAAN
156. Janganlah
dibiarkan pikiran, kata-kata dan perbuatan untuk melakukan hal-hal yang buruk.
Kebaikan akan dibalas kebaikan sedangkan kejahatan pasti berpahala celaka dan
kenistaan.
157. Jangan
berpikir untuk mebunuh, jangan berkata-kata untuk membunuh, dan jangan
melakukan perbuatan membunuh. Pikiran, perkataan, dan perbuatan hendaknya
selalu dilakukan demi kasih sayang dan kebajikan.
158. Karena
sesungguhnya manusia diciptakan untuk melakukan kebajikan, kebenaran dan
kesusilaan; mereka yang taat akan mampu memahami tujuan dari diciptakannya semesta
raya ini oleh Tuhan.
159. Ketiga
dunia akan tunduk dan dapat dikuasai oleh orang yang beretika dan bertatasusila
baik, tidak ada sesuatu apapun yang tidak dapat dicapai oleh orang yang teguh
dan taat pada susila dan etika.
160. Manusia
menjadi utama karena kesusilaannya dan sesungguhnya kelahiran manusia bertujuan
untuk melaksanakan kesusilaan itu; kekuasaan dan kebijaksanaan menjadi tanpa
guna jika tidak dijabarkan dengan tindakan-tindakan yang susila.
161. Walau
agamawan yang telah lanjut usia sekalipun, jika ia tidak memiliki perilaku
susila, untuk apa disegani; biarpun ia orang miskin dan dianggap hina, jika
perilakunya susila ia sungguh patut dihormati dan disegani.
162. Kebenaran
dan kebajikan dijaga dengan perilaku yang baik ; sastra-sastra suci dijaga
dengan keteguhan hati dan pikiran; kerupawanan fisik dijaga dengan kebersihan;
sedangkan kelahiran mulia dijaga dengan budi pekerti dan susila yang baik.
163. Orang
keturunan mulia dikenal melalui tingkahlakunya yang baik; walaupun asal-usul
keterunan seseorang telah hilang termakan jaman, melalui kelakuannya yang
susila pastilah ia keturunan orang-orang mulia.
164.
Walaupun
keturunan dari agamawan mulia, keturunan dari ilmuwan pandai, semua menjadi
sia-sia dan tanpa guna apabila berkelakuan jahat.
165. Tiada
sanak dan keluarga yang dapat membebaskan orang dari rasa sedih, pun tidak juga
emas, kelahiran mulia, sastra-sastra, ataupun mantra-mantra; kesedihan hanya
dapat dilenyapkanoleh diri sendiri melalui tindakan penuh susila.
166. Mereka
yang suka memberi pengetahuan kepada orang bodoh, menghibur orang yang sedang
dirundung duka dan kesedihan, melindungi orang yang ketakutan dan terancam,
suka membantu kesusahan orang-orang miskin; mereka yang seperti ini akan
dimuliakan dalam hidup dan matinya.
167. Biarpun
orang itu pernah menjahatinya, pernah menghina, membuat sengsara, jika mereka
datang padanya untuk minta pertolongan, akan tetap ditolong oleh orang yang
berbudi luhur dan utama.